News, Kesehatan

MEDSOS Ramai Bahas Hipoksia dan Kaitannya dengan Kematian Choirul Huda

| Kamis 19 Oct 2017 12:20 WIB | 1416




MATAKEPRI.COM, Jakarta Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia di tengah pertandingan saat melawan Semen Padang. Choirul mengalami benturan keras di bagian dada dan rahang bawah saat mencoba menghalau bola dari pemain lawan.

Di media sosial, ramai dibahas soal hipoksia, kondisi di mana kekurangan oksigen pada tubuh yang bisa menyebabkan kematian. Hipoksia inilah yang diduga terjadi pada Choirul hingga ia akhirnya meninggal dunia.

Kepala Unit Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soegiri Lamongan, dr Yudistiro Andri Nugroho, menyebut ada kemungkinan Choirul mengalami trauma pada bagian kepala dan leher. Trauma tersebut bisa saja membuat kerusakan pada otak, termasuk bagian yang mengatur napas dan denyut jantung.

"Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti napas. Itu analisis awal kami, karena tim kami gak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu," ungkap dalam keterangan pers, baru-baru ini.

Ketika bernapas, manusia menghirup oksigen dan melepaskan karbondioksida. Bisa jadi henti jantung dan henti napas yang dialami Choirul membuat kadar oksigen dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan kematian.

Penyebab hipoksia sendiri cukup banyak dan beragam. Situs WebMD menyebut keracunan gas, kadar oksigen rendah, gangguan irama jantung, gangguan paru-paru hingga anemia dan pengaruh obat-obatan dapat menyebabkan hipoksia.

Sementara gejalanya bisa terlihat dengan jelas dan muncul mendadak. Umumnya pasien hipoksia akan mengalami napas pendek, berkeringat, sesak napas dan napas berbunyi.

Fisioterapis PSS Sleman, Sigit Pramudya, menekankan pentingnya pertolongan pertama yang tepat pada kasus pemain sepakbola yang cedera di lapangan hingga tak sadarkan diri. Pertolongan pertama untuk korban cedera yang tak sadarkan diri dikatakannya adalah membuka jalan napas.

"Dalam keadaan tidak sadar, hal pertama yang harus dilakukan tentu membuka jalan nafas. Sambil menunggu tabung oksigen datang, (korban cedera seperti almarhum Choirul Huda) bisa langsung dipakaikan cervical collar dan alat tandu yang lebih stabil," jelasnya saat dihubungi melalui media sosial Twitter.(detikhealth/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait