News, Pendidikan

Remaja Ingin Cegah Perkawinan Usia Anak dalam Acara "Sehari Jadi Menteri"

| Rabu 11 Oct 2017 14:10 WIB | 1454




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Sebanyak 21 remaja terpilih mengikuti 'Sehari Jadi Menteri' di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Hal ini memberikan motivasi bagi remaja Indonesia.

Salah satunya Renya (15) asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengaku senang dan termotivasi oleh program ini. 

"Aku senang bisa ikut 'Sehari Jadi Menteri', nambah pengalaman juga biar nantinya dibagi sama teman-teman di Kupang," kata Renya kepada detikcom setelah mengikuti acara 'Sehari Jadi Menteri' di Kementerian PPPA, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2017).

Renya mendapat peran sebagai Asisten Deputi Bidang Perlindungan Perempuan dan Tenaga Kerja. Dia menyuarakan aspirasi para pekerja perempuan yang menjadi korban pernikahan usia anak.

"Jadi tadi aku menyampaikan rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan isu pernikahan usia anak. Di mana di Kupang itu anak-anak yang telah menikah jadi putus sekolah dan nggak dipedulikan sama pemerintahnya," papar Renya.

Remaja lainnya, Asti (16) asal Maluku, juga berbagi cerita dan pengalaman teman-temannya di kampung halaman. Dia pun termotivasi untuk bisa memberikan inspirasi bagi remaja seusianya.

"Habis dari sini aku ingin bisa menginspirasi teman-teman di daerahku untuk memberikan perlindungan perempuan dan anak. Apalagi pengasuhan keluarga dan lingkungan masih kurang," kata Asti, yang berperan sebagai Asisten Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Pengasuhan Keluarga, dan Lingkungan.

Turut hadir dalam acara 'Sehari Jadi Menteri', Deputi Tumbuh Kembang Anak Lenny Rosalin. Dia mengatakan hasil rekomendasi para remaja ini akan disampaikan langsung kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise. Menurutnya, hasil rekomendasi para remaja ini merupakan ide-ide baru yang kreatif.

"Anak-anak ini punya ide-ide kreatif yang mungkin tidak sempat terpikirkan sama orang dewasa. Seperti TV Emas atau tim evaluasi masyarakat atau NEW 'No Exploitation to Women'. Rekomendasi dari 'menteri cilik' ini akan kita sampaikan langsung ke Bu Menteri untuk dibahas bersama," kata Lenny. (detiknews/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait