News, Ekonomi, Pendidikan
| Senin 18 Sep 2017 10:34 WIB | 1803
Menteri Keuangan Sri Mulyani membagikan pengalamannya yang
pernah mengemban berbagai jabatan sebagai wanita pemimpin. Ia menyampaikan
pengalamannya itu saat melakukan kunjungan kerja ke Singapura pada 15-16
September 2017.
Lewat akun media sosial Facebook dan Instagram, Sri Mulyani
menceritakan soal kunjungan kerjanya ke Singapura selama dua hari tersebut.
Pada Sabtu, 16 September 2017, Sri Mulyani hadir pada acara
Singapore Summit sebagai keynote speaker dalam sesi utama S Rajaratnam
Endowment Dialogue dengan moderator Ho Kwon Ping (Chairman Banyan Tree
Holdings).
Pada acara tersebut juga hadir pejabat tinggi pemerintahan
(Perdana Menteri, Menteri, Duta Besar) berbagai negara serta CEO perusahaan
manufaktur, finansial dan jasa global (mis: JPMorgan Chase International,
Eurasia group, Unilever, Shell, Alibaba, Barclays, BNP Paribas, Mitsubishi,
Robotix, TOLO, Future Fund, dll).
"Dalam konteks pembangunan ekonomi global, kondisi
perekonomian belum sepenuhnya pulih, namun diwarnai oleh adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Beberapa tantangan ekonomi global antara lain: kesenjangan
pendapatan, tantangan demografi dan fluktuasi di pasar komoditas," tulis
Sri, yang dikutip dari laman Facebooknya,
Minggu (17/9/2017).
Sri Mulyani menambahkan, di Asia, yang merupakan pendorong
utama pertumbuhan ekonomi dunia, terus berlangsung transformasi ekonomi yang
berdaya tahan tinggi. "Asia akan terus berkembang dan diperkirakan akan
mendominasi 2/3 pertumbuhan global, selama empat tahun ke depan," tulis
Sri.
Dalam kesempatan tanya jawab, beberapa peserta menanyakan
tentang bagaimana perkembangan perbaikan birokrasi di Indonesia, posisi
Indonesia dalam meningkatnya trend nasionalisme dan pertanyaan terkait
pengalaman Sri Mulyani di berbagai jabatan yang pernah diemban sebagai wanita
pemimpin.
Sri Mulyani juga menyampaikan pesan tentang wanita yang akan
menempuh karier.
"Ketika wanita mendapatkan tugas, kerjakanlah dengan
sebaik mungkin. Bagi saya tidak ada kompromi untuk hal ini. Sebagai perempuan,
Anda harus menyelesaikan tugas dengan baik; karena begitu Anda gagal, tidak
hanya Anda saja yang dinilai tidak mampu, tetapi (karena stereotype atas
ketidakmampuan perempuan) semua perempuan akan dinilai tidak mampu," tulis
Sri Mulyani.
Sri Mulyani menuturkan, perempuan mempunyai karakter
multitasking dan empati. Hal ini membuat wanita mampu melihat situasi lebih
baik dan utuh dibanding laki-laki yang cenderung fokus pada satu masalah.
"Kelebihan ini perlu Anda jaga," tulis Sri.
Yang terakhir, Sri Mulyani mengingatkan sebagai perempuan
Anda harus percaya diri, namun tidak berlebihan. "Pastikan Anda yakin
dengan kemampuan Anda, namun tidak berarti Anda meremehkan pihak lain. Jika
perlu, lakukan persiapan dua kali lebih baik dari orang lain," tulis Sri.
Selanjutnya
Sebelumnya pada Jumat 15 September 2017, Sri Mulyani bersama
beberapa pejabat Eselon 1 Kementerian Keuangan melakukan kunjungan ke Institute
of Technical Education (ITE).
Pihaknya mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan
Singapura serta memberikan speech pada acara Singapore Summit.
Pada kunjungan ke ITE, Jumat 15 September 2017, Sri Mulyani
hadir bersama Menteri Tenaga Kerja, para pejabat Eselon I di Kementerian
Keuangan dan Kementerian Tenaga Kerja, serta perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan
dan Universitas.
Institute of Technical Education (ITE) adalah post-secondary
school yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Singapura yang merupakan
penyedia pendidikan teknis dalam berbagai bidang dan memberikan sertifikasi
atas pendidikan keterampilan khusus.
Jumlah mahasiswa di ITE 28.000 orang. ITE juga menyediakan
sekolah umum dengan program antara lain: bisnis, teknik dan elektronik dan
teknologi komunikasi.
"Saya dan Menteri Tenaga Kerja mempelajari bagaimana
pengembangan dan konsistensi kebijakan serta implementasinya di bidang
keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja, pengembangan karir dan
keahlian khusus. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam menjembatani
kolaborasi berbagai Kementerian, Lembaga dan pihak swasta dalam memformulasikan
kebutuhan ketrampilan dan teknologi masa depan menjadi sangat penting,"
tulis Sri Mulyani.
Selesai kunjungan ke ITE, pada malam harinya Sri Mulyani
bersama Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, dan
Staf Ahli Menkeu bertemu dengan Menteri Keuangan Singapore untuk membahas
beberapa hal antara lain:
- Automatic Exchange of Financial Account Information (AEOI)
antara Indonesia dan Singapura
- Renegosiasi Double Tax Agreement (DTA) antara Indonesia
dan Singapura
- Infrastructure investment
- Cooperation on Customs and Excise Authorities.***