Tanjungpinang

GNRM Sosialisasi Untuk Antisipasi Berita Hoax Kepada Pelajar dan Netizen

| Kamis 24 Aug 2017 23:14 WIB | 2941



Istimewa


MATAKEPRI.COM, Tanjungpinang - Meningkatnya pengguna Medsos di kanca tanah air ini dan maraknya penyebaran berita hoax yang tidak terbendung lagi oleh Pemerintah Pusat, target sasaran utama mengarah ke generasi muda sudah tergolong kronis (Bahaya-red).

Langkah mengantisipasi atau menangkal agar berita hoax tersebut tidak mudah tersebar, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang di adakan oleh Kemenko PMK, Kemendikbud, Kemenkominfo dan Pemprov Kepri yang di laksanakan Kamis (24/08/2017) di Hotel Aston Tanjungpijang Kepada parah Pelajar dan Netizen berlansung lancar.

Dalam acara tersebut  Yuhendra hadir sebagai pembicara dari Kemenko PMK, Iskandar Zulkarnaen Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Provinsi Kepri dan turut hadir pegiat media sosial Mirham.

Pidato yang di sampaikan Yuhendra dalam pemaparannya mengatakan, dalam menggunakan medsos ada tiga cara yang harus diterapkan. 

"Pertama cara berpikir ketika menggunakan medsos, kedua cara kerja dimana medsos bisa digunakan secara positif seperti untuk usaha dan ketiga cara hidup dengan medsos kita bisa menjalin hubungan pertemanan dengan positif." Ujar Yuhendra

Lanjut Yuhendra menjelaskan, dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental ada lima prinsip yang diterapkan untuk menangkal berita hoax, yakni Indonesia Melayani, Mandiri, Tertib, Bersih dan Bersatu. 

"Lima prinsip itulah yang merupakan garda terdepan bagi para penggiat medsos untuk menangkal berita-berita bohong yang disebar melalui medsos," ungkap Yuhendra.

Sedangkan menurut, Iskandar Zulkarnaen dalam pemaparannya mengatakan. Kominfo Provinsi Kepri saat ini sudah berubah menjadi dinas yang digital, artinya semua pegawai harus dipaksa mengerti fungsi dan mampaat digital. Selain itu Kominfo Kepri menjalin kerjasama dengan penggiat medsos untuk memberikan pemahaman kepada para generasi muda bagaimana cara bermedsos dengan benar.

"Kita pernah membuat kegiatan bersama perkumpulan penggiat medsos, seperti IDI, IPJTI, bahkan beberapa waktu lalu kita mengundang perwakilan Microsoft untuk memberikan pemahaman tentang perangkat lunak," ungkap  Iskandar.

Dari pandangan Mirham penggiat medsos yang sudah berpengalaman mengatakan, bagaimana menangkal berita bohong yang disebar melalui medsos. Bagi pengguna medsos yang menerima link berita terlebih dahulu di cek kebenaran berita tersebut sebelum di share ke medsos lain.

"Sekarang ini banyak orang percaya suatu informasi atau berita saat membaca judulnya saja, tanpa melihat seluruh isi berita. Biasanya berita tersebut langsung di kirim ke medsos lain yang ternyata judul dan isi berbeda, banyak yang terjebak dengan berita-berita hoax tanpa terlebih dahulu di cek kebenarannya, secara tidak langsung kita ikut menyebarkan berita bohong." ujar Mirham

Himbauanya Marham, untuk menangkal agar berita hoax tersebut tidak ikut disebarkan, dalam menggunakan medsos harus cerdas. Sebelum berita tersebut di share terlebih dahulu dilakukan pengecekan melalui mesin pencarian seperti google, yahoo dan media online lainnya. Kata Mirham mengakhiri acara. (bobi)



Share on Social Media