News, Ekonomi

TEGANYA!!!Dibakar Hidup-hidup Si Pencuri Ampli

| Sabtu 05 Aug 2017 11:52 WIB | 1110




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Percuri amplifier di Musala Al Hidayah, Babelan, Kabupaten Bekasi, yang dikeroyok dan dibakar massa. Hal ini menandakan bahwa ada masyarakat kelompok masyarakat yang melegalkan cara-cara kekerasan. 

"Antarkelompok sosial ada ketidakpercayaan sehingga yang satu sisi melegalkan kekerasan, di sisi lain ada yang patuh," ucap sosiolog UGM Derajad S Widhyharto, saat dihubungi detikcom, Jumat (4/8/2017) malam.

Derajad melihat, kelompok yang melegalkan kekerasan meningkat. Dia menggunakan berbagai alasan untuk bisa melakukan tidakan kekerasan.

"Kelompok kekerasan sekarang meningkat dengan berbagai alasan. Alasan polisi tidak mampu lah, apa lah," ujar Derajad.

Dengan begitu, kita akan gampang menemui kelompok yang tidak segan melakukan kekerasan. 

"Nilai-nilai kekerasan yang mereka anut itu diyakini adalah benar. Jadi gampang membunuh orang, bacok, bawa golok seenaknya sendiri," kata Derajad.

Derajad menilai, pengawasan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang memegang struktur sosial seperti Ketua RT, Ketua RW, atau tokoh agama.

"Ada polisi masyarakat, community police. Jadi, aparat sosial seperti RW, RT semakin meningkatkan kepekaan terhadap situasi. Ini bukan hanya tugas Polri. Kalau hanya andalkan Polri, rasio Polri dengan masyarakat masih kurang," imbuh Derajad.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (1/8). Warga Babelan, Kabupaten Bekasi menghakimi seorang pria yang dituduh sebagai pelaku pencurian amplifier di Musala Al-Hidayah. Berdasarkan keterangan para saksi, pria yang tewas itu diduga mencuri amplifier karena di motornya ditemukan amplifier milik musala.***



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait