Batam

Masjid Terbesar Se-Sumatera itu Mulai Dibangun di Sekitar Industri Galangan Kapal

| Rabu 17 May 2017 11:34 WIB | 4562

Aset Daerah


Ilustrasi Masjid Agung Abdulrahman Syah


MATAKEPRI.COM, Batam – Masjid Agung Abdulrahman Syah di Kota Batam yang kini tengah dalam pembangunan diklaim menjadi masjid yang terbesar di Sumatera, karena dibangun di lahan seluas 4,2 hektare dan mampu menampung hingga 18.000 orang jamaah.

“Masjid Agung yang sedang dibangun itu akan menjadi masjid terbesar di Sumatera,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Batam, Ardiwinata di Batam, Selasa.

Seperti dikutip dari metrobatam.com Ardi mengatakan, masjid yang sengaja dibangun di sekitar Kawasan Industri Galangan Kapal Tanjunguncang itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan religi masyarakat sekitar, apalagi jumlah masjid di kawasan masih terbatas.

Selain itu, Masjid Agung Batam itu juga diharapkan menjadi objek pariwisata religi bagi wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke kota industri.

“Karena wisata di Batam ini ada macam-macam, di antaranya wisata religi. Jadi kami harapkan masjid juga bisa menjadi magnet wisatawan yang berkunjung,” kata Ardi.

Dalam kesempatan itu, Ardi menjelaskan pemilihan nama Abdulrahman Syah untuk Masjid Agung Batam. Sultan Abdulrahman Syah merupakan sultan Riau-Lingga yang dikenal sangat alim.

Sepanjang hidupnya, Sultan Abdurrahman semasa hidupnya terkenal gemar beribadah dan suka menghabiskan waktu di masjid sejak Subuh hingga malam.

“Beliau juga uang menggagas pembangunan masjid di Pulau Penyengat,” kata Ardi.

Sebelumnya, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi bercerita mengenai alasannya memilih Kawasan Industri di Tanjunguncang untuk membangun Masjid Agung.

“Tahun 2009, ketika saya keliling masjid, pernah pada satu Jumat, saya shalat di sekitar Batuaji. Sewaktu shalat, saya melihat banyak saudara kita yang sudah keluar sebelum khutbah selesai, dan akhirnya mereka tidak shalat,” tutur Rudi bercerita.

Ternyata, para pekerja terburu-buru hingga melalaikan ibadahnya karena waktu istirahat bekerja hampir habis. Dan jarak tempuh dari masjid ke lokasi industri nisbi jauh dan membutuhkan waktu.

Saat itu, Rudi mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena masih menjabat sebagai anggota DPRD yang tidak punya kekuasaan untuk mendapat lahan.

Maka, ketika terpilih sebagai Wakil Wali Kota Batam di 2011, ia meminta lahan untuk pembangunan masjid di Kawasan Industri Tanjunguncang kepada pemilik hak kelola lahan di pulau utama, Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam. Dan permohonan itu baru diluluskan dua tahun kemudian, Pemko memperoleh lahan. (*)



Share on Social Media