News

Kisah pilu gadis disiksa Ibu Kandungnya , hingga mengidap kanker payudara , namun kini dia bahagia

| Selasa 02 May 2017 11:57 WIB | 2225




MATAKEPRI.COM - Erica Gimson akhirnya membongkar seluruh kekejaman Sang Bunda dan mengungkap penyiksaan yang diterimanya saat masih kecil.

Dia menceritakan dengan detil bagaimana ibunya tega memaksanya memakan kentang mentah, memukul jarinya dengan palu, hingga melakukan kekerasan seksual.

Wajah gadis ini juga pernah terbakar akibat setruman lampu saat ia mencoba melawan ketika mengalami pelecehan seksual oleh ibunya sendiri.

Ibunya, Marie Clarke, mulai menyiksa gadis asal Liverpool ini sejak ia berusia lima tahun.

"Apa yang telah dilakukan ibuku telah merusak diriku selamanya. Hingga kini, aku tetap dihantui mimpi buruk itu," ujar Erica, yang sebelumnya sempat berjuang melawan kanker payudara, seperti yang dimuat di mirror.co.uk.

Erica bercerita, ketika usia lima tahun, saat pulang sekolah ia berkata ke ibunya kalau dia lapar.

Bukannya disiapkan makanan, ibunya malah menyuruh Erica memakan kentang mentah, "Aku tidak mau, dia malah marah hingga aku terpaksa memakannya," ujarnya.

Penyiksaan itu dirasakan Erica dalam rentang waktu Mei 1978 sampai Mei 1985.

Meski sudah puluhan tahun berlalu, kenangan pahit masih membekas di hati Erica.

"Pernah juga, ketika itu aku tak tahu apa yang membuatnya kesal. Tiba-tiba dia menuntunku ke dapur dan membentangkan jariku di atas meja. Kemudian dia mengambil palu lalu memukulnya ke jariku," ungkapnya.

"Saat itu, aku hanya membayangkan diriku berada di sebuah taman yang indah dipenuhi bunga agar tidak merasakan apa yang kualami saat itu," tambahnya lagi.

Pada malam harinya, Erica menangis karena sakit pada jarinya akibat kekerasan sang ibu.

"Pagi harinya, dia membangunkanku, dia menyuruhku membersihkan rumah," ujarnya.

Ketika dirasa bersih, Erica yang saat itu masih kecil bersiap untuk berangkat sekolah.

Namun, ibunya tak mempedulikan hal itu.

Ibunya tetap memarahinya. "Lihat itu, masih ada yang kotor. Kau bisa kerja tidak!" Ucap Erica sembari meniru omongan ibunya.

Erica sontak meminta maaf, tapi ibunya malah menyiksanya lagi dengan menggunakan sikat kamar mandi.

Bertahun-tahun masa kecilnya dipenuhi siksaan yang dilakukan ibunya, di antaranya dipukul menggunakan palu, wajan, menyekap mulut menggunakan sabun, disuruh meminum air garam, hingga kekerasan seksual.

"Sampai-sampai aku tidak punya teman bermain karena tidak diberi kesempatan bersosialisasi ke luar rumah," jelasnya.

Akhirnya saat Erica berumur 12 tahun, dia memberanikan diri untuk menceritakan kejahatan yang dilakukan sang ibu ke tetangganya yang merupakan teman ibunya.

Tetangganya pun merespons dan memeluk Erica karena iba dengan kondisinya saat itu.

"Dia bilang pernah menyaksikan penyiksaan yang dilakukan ibuku," imbuh Erica.

Tak lama, tetangganya melapor ke polisi setempat atas kejadian yang menimpa Erica.

Polisi akhirnya melakukan investigasi atas kejadian itu.

Erica pun mulai saat itu tinggal bersama bersama keluarga angkatnya dan mulai rutin cek kesehatan akibat penderitaan yang dialaminya selama ini.

Saat itu, Erica didiagnosa mengidap kanker payudara.

"Itu merupakan penderitaan lain yang kudapat. Tapi aku berpikir itu tidak separah apa yang telah kualami selama ini. Aku yakin bisa sembuh," lanjutnya.

Setelah penyidikan polisi selama bertahun-tahun, Marie Clarke ditahan polisi sejak 2014 lalu dan mengaku bersalah atas tiga pelanggaran kekerasan seksual dan 12 pelanggaran kekerasan terhadap anak.

Marie Clarke ditahan delapan tahun enam bulan oleh polisi.

Saat ini, Erica telah hidup bahagia. Dia sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak.(***)



Share on Social Media