News

Benarkah suku kerdil " Mante " belum punah di Indonesia ?? berikut Penjelasannya

| Sabtu 01 Apr 2017 14:39 WIB | 3963




MATAKEPRI.COM, Jakarta -  Beberapa hari ini suku Mante menjadi kata yang mendadak populer. Sosok manusia kerdil yang terekam oleh penggemar motor trail saat berkendara di pedalaman Aceh itu memunculkan lagi dugaan keberadaan suku Mante.

Padahal, selama beberapa dekade ini suku tersebut dianggap sudah punah. Video itu pun menimbulkan berbagai perdebatan.

Pakar antropologi Harry Truman Simanjuntak merasa tak yakin jika sosok yang dilihat para biker kala itu ialah anggota suku kerdil atau orang pendek.

Dia berpendapat, dengan kondisi tanah dan hutan Aceh yang sudah banyak dijamah manusia, peluang untuk hidup manusia kerdil di wilayah itu cukup kecil. Harry juga berpendapat ada yang aneh jika memang penampakan itu adalah benar manusia kerdil di Aceh.

Menurutnya, dengan begitu banyak sentuhan peradaban dari luar yang setiap hari masuk ke wilayah hutan Aceh, seharusnya suku Mante sudah ditemukan atau terlacak sejak lama.

Meskipun kebenaran keberadaan suku Mante masih perlu pembuktian, kisah dan sejarah suku ini memang menarik. Suku Mante merupakan salah satu etnik terawal yang disebut-sebut dalam legenda rakyat pernah mendiami Aceh. Sosoknya diidentikkan dengan tubuh pendek.

Namun, sebenarnya penampakan suku kerdil tidak hanya terjadi di Aceh saja. Di Pulau Sumatra umumnya cerita urban tentang orang pendek telah ada sejak 1900-an.

Dikutip dari the Guardian, seorang ahli zoologi Richard Freeman pernah melakukan ekspedisi pada 2011 untuk menemukan orang pendek. Dia menjelaskan kemungkinan penampilan dan asal usul evolusi makhluk ini.

Dia mengumpulkan beberapa berita dan penelitian yang telah dilakukan sejak 1990-an. Dia mencatat berita pertama kemunculan orang pendek terjadi pada awal abad ke-20 melalui seorang pejabat kolonial Belanda.


Pada 1918, Gubernur Sumatra saat itu, L.C. Westenenk, mencatat peristiwa yang terjadi pada 1910 tentang kemunculan makhluk kecil berkaki pendek yang lari seperti manusia. Penampakan orang pendek terus terjadi pada 1920-an. Beberapa penampakan bahkan terjadi di jarak yang berdekatan.

Pada Mei 1927, seorang pekerja perkebunan Belanda, AHW Cramer, yang tinggal di Kerinci melaporkan melihat orang pendek dari jarak 10 meter saja.

Saat ini kemunculan suku Mante tiba-tiba menjadi viral di internet. Jejak video itu memunculkan dugaan kuat bahwa suku itu masih eksis di Tanah Rencong.

Deviasi genetik

Jika ditarik jauh ke belakang, awal munculnya manusia kerdil bisa dilacak sejak 60 ribu tahun lalu, saat manusia modern atau Homo sapiens menyebar ke seluruh wilayah dunia dari Afrika.

Pada masa itu, manusia modern makin mengalami deviasi genetik sehingga makin berbeda dengan ciri khas leluhurnya.

Pada 60 ribu tahun lalu, setidaknya ada tiga ras besar yang telah menyebar dan berkembang, yakni ras Austranomelanesia, ras Mongoloid, dan ras Kaukasoid.

Dalam perkembangannya, ada bagian dari ras Austranomelanesia yang memiliki variasi biologi berbeda, yang kemudian disebut Negrito.

Mengenai hal ini, Harry Truman berpendapat populasi orang Negrito tak banyak, hanya mendiami area tertentu. Ciri Negrito sama seperti orang kerdil yang ada saat ini. Negrito mendiami wilayah kantong tertentu, yakni di Filipina, Andaman, dan Malaysia.

"Ras Mongoloid masuk ke wilayah Nusantara sekitar 4.000 tahun lalu," jelas Harry.

Sebelum datangnya ras Mongoloid ke wilayah Nusantara, ras Austranomelanesia telah mendiami hampir seluruh kepulauan Nusantara. Saat ras Mongoloid datang ke Nusantara, perlahan-lahan ras Austromelanesia bergeser ke wilayah timur Indonesia.

Untuk itu, Harry mengatakan penduduk bagian barat wilayah Indonesia saat ini merupakan percampuran antara ras Mongoloid dan Austromelanesia. (Gurit Ady Suryo/dailymail.co.uk/antara/L-1/M-3) (***)






Share on Social Media