News

Jenazah Kim Jong-nam dipulangkan , sinyal kekalahan Malaysia berdiplomasi

| Jumat 31 Mar 2017 17:17 WIB | 1289




MATAKEPRI.COM, Malaysia - Keputusan Malaysia memulangkan jenazah Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, ke negara asalnya Korea Utara, dianggap sebagai kekalahan Malaysia dalam perang diplomasi melawan Korea Utara, kata seorang pakar Korea Utara seperti dikutip Reuters.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengeluarkan pernyataan mengenai pemulangan jenazah korban pembunuhan misterius di bandara Kuala Lumpur beberapa peka lalu, tanpa menyebutkan nama jenazah yang selama ini dibantah Korea Utara sebagai bukan jenazah Kim Jong-nam.

"Menyusul selesainya otopsi jenazah dan surat yang diterima dari keluarganya yang meminta jenazah dipulangkan ke Korea Utara, pihak koroner setuju melepas jenazah itu," kata Najib yang saat ini tengah berkunjung ke India.

Najib juga mengatakan bahwa Malaysia telah mencabut larangan meninggalkan Malaysia kepada beberapa orang Korea Utara yang menjadi tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, sebaliknya Korea Utara mengeluarkan pernyataan bahwa "masalah-masalah yang muncul akibat kematian seorang warganya dengan Malaysia telah diatasi." Dengan kata lain, sembilan warga Malaysia yang "disandera" Korea Utara kini boleh pulang ke negara asalnya.
 
"Ini jelas kemenangan (Korea Utara)," kata Andrei Lankov, pakar Korea Utara dari Universitas Kookmin, Seoul, menyangkut barter politik Malaysia-Korea Utara itu.

"Saya memandang Malaysia telah memutuskan untuk tidak terlibat lebih jauh dalam intrik kekuasaan di negara lain, dan ingin warga mereka yang disandera bisa pulang."

Namun Korea Utara juga tidak sepenuhnya menang, karena krisis ini telah membuat negara ini kehilangan satu dari sedikit negara yang mau bersahabat dengannya.

"Saya kira hubungan (kedua negara) ini akan menjadi dingin untuk waktu yang lama," kata Dennis Ignatius, bekas diplomat Malaysia.

Kim Jong-nam pernah secara terang-terangan menentang kekuasaan dinastis keluarganya di Korea Utara.  Selama beberapa tahun sebelum kematiannya dia harus hidup di pengasingan di Makau, di bawah perlindungan China. Keluarganya bersembunyi sejak dia dibunuh.

PM Najib menyatakan kendati jenazah dipulangkan, penyelidikan akan terus berlanjut. (***)



Share on Social Media