News

Dengan Chip Ini, Jumlah Pertambahan Penduduk Bisa Dikendalikan. Begini Caranya

| Kamis 09 Mar 2017 20:41 WIB | 1047




MATAKEPRI.COM - Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil mengembangkan sebuah chip kontrasepsi berteknologi tinggi yang dapat dikendalikan melalui remote control.

Chip untuk mengendalikan kelahiran tersebut ditanam di bawah kulit wanita. Setelah masuk di bawah jaringan kulit, ia akan melepaskan hormon levonorgestrel dalam dosis kecil.

Hebatnya lagi, chip ini akan bertahan selama 16 tahun. Selama itu, ia akan terus melepaskan hormon levonorgestrel setiap harinya. Namun proses tersebut bisa dihentikan dengan menggunakan remote nirkabel.

Proyek yang didukung Bill Gates ini akan diajukan untuk pengujian pra-klinis di Amerika Serikat tahun depan. Chip ini kemungkinan bakal tersedia secara komersial mulai 2018.

Chip berukuran 20mm x 20mm x 7mm itu akan memiliki 'harga kompetitif', kata penciptanya.

Alat ini memiliki sebuah wadah hormon super-mini yang ditanamkan dalam microchip seluas 1,5 cm. Kemudian sebuah muatan listrik kecil dialirkan untuk mencairkan segel ultra-tipis di sekitar levonorgestrel, melepaskan dosis 30 mikrogram ke dalam tubuh.

Sebenarnya ada jenis implan kontrasepsi lainnya, kata peneliti, tapi pasien harus datang ke klinik dan menjalani prosedur rawat jalan agar dapat dinonaktifkan.

"Kemampuan untuk menghidupkan dan mematikan perangkat ini menjadi faktor kenyamanan yang dicari pasangan yang merencanakan keluarga mereka," kata Robert Farra dari MIT.

Tantangan berikutnya bagi para peneliti MIT adalah menjamin keamanan mutlak dari perangkat ini. Terutama untuk mencegah aktivasi atau deaktivasi oleh orang lain tanpa sepengetahuan si pemakai.

" Komunikasi dengan implan harus sedekat mungkin dengan kulit sehingga orang di ruang sebelah tidak dapat mengaktifkan atau mematikan," kata Dr Farra.

Farra menambahkan, alat ini juga mempunyai fitur enkripsi untuk menambah tingkat keamanan komunikasi remote dengan implan.

Simon Karger, kepala bedah dan intervensi bisnis di Cambridge Consultants, mengatakan bahwa teknologi implan seperti ini menghadapi berbagai tantangan dan risiko.

Namun dia menambahkan bahwa secara keseluruhan implan jenis ini memiliki nilai lebih bagi pasien. Dan dia meramalkan sebuah masa depan di mana sistem implan pintar menjadi hal yang umum.

Inovasi tersebut nampaknya datang tepat pada waktunya ketika pemerintah dan organisasi di seluruh dunia telah sepakat untuk menambah 120 lebih penduduk perempuan pada 2020.

Sementara itu, Gavin Corley, seorang insinyur biomedis, mengatakan teknologi ini membuka pintu bagi daerah di mana akses ke kontrasepsi tradisional terbatas.(BBC)




Share on Social Media