Pariwisata

Jalan Lain menuju Pulau Komodo versi GOOGLE doodle

| Senin 06 Mar 2017 08:04 WIB | 2718




MATAKEPRI.COM, Jakarta - GOOGLE doodle hari ini, Senin 6 Maret 2017 memperingati hari ulang tahun ke-37 Taman Nasional Komodo. UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia tahun 1991.

Cara paling umum menyambangi Taman Nasional Komodo adalah dengan mengikuti paket perjalanan yang ditawarkan biro wisata. Lazimnya, perjalanan diawali dari Labuan Bajo. Ada banyak biro wisata berbasis di Labuan Bajo yang menawarkan paket tur mulai dari yang paling murah hingga yang termewah. 

Tur ke Taman Nasional Komodo biasanya sepaket dengan perjalanan ke pantai pantai indah di Lombok memakai kapal liveaboard.

Akan tetapi, ada jalan lain mencapai Taman Nasional Komodo yaitu langsung dari Pelabuhan Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebenarnya, perjalanan tersebut tergolong melawan aturan karena Taman Nasional Komodo berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pengelola Taman Nasional Komodo menilai perjalanan dengan cara kedua dapat mengurangi Pendapatan Asli Daerah Provinsi NTT dari sektor pariwisata karena sifatnya lintas provinsi. Namun, bagi yang menginginkan pengalaman dan tantangan berbeda, perjalanan langsung dari Pelabuhan Sape menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan.

Biayanya memang lebih mahal dibanding berangkat dari Labuan Bajo. Namun lewat jalur ini, perjalanan terasa lebih membumi seraya menyimak kehidupan masyarakat lokal secara lebih intim dan alami alih-alih duduk manis mengikuti semua bimbingan pemandu wisata.

Cara kedua itulah yang kami tempuh. Durasi ideal untuk dapat menjelajahi berbagai destinasi selain Taman Nasional Komodo seperti Pantai Pink, Pulau Rinca, dan Gili Motang adalah 4 hari 3 malam. Sayangnya saat itu kami tidak punya waktu banyak.

Senja menyambut kami saat tiba di Pelabuhan Sape, pelabuhan paling timur pulau Sumbawa itu. Pelabuhan Sape bisa ditempuh hanya 2 jam dari bandara Sultan Salahuddin, Bima.

Dengan menggunakan kapal nelayan, pagi buta adalah waktu yang paling tepat memulai perjalanan. Banyak nelayan yang siap mengantar dengan biaya sewa kapal bervariasi mulai Rp 3-4  juta. Pandai pandailah menawar dan sebisa mungkin hindari calo pelabuhan.

Selama 8 jam di atas kapal, deretan pulau kecil menyambut silih berganti hingga akhirnya tiba di dermaga Taman Nasional Komodo. Wajib diingat, bawa perbekalan logistik sebanyak yang diperlukan dan perhitungkan berapa jam atau berapa hari kita akan berada di Taman Nasional Komodo. Tidak ada penjual makanan di sana. Lain soal jika berencana tinggal di rumah penduduk  selama beberapa hari.

Tarif masuk Taman Nasional Komodo dipatok Rp 22.500 per kepala ditambah Rp 80.000 untuk membayar ranger yang memandu sekaligus menjadi pawang komodo. Ada 4 pilihan trek menjelajahi Taman Nasional Komodo yaitu short track, medium track, long track, dan adventure track.

Rute terpendek bisa ditempuh hanya dalam 30 menit sedangakan butuh sekitar 4 jam untuk melewati rute paling panjang. Semakin panjang jalur yang ditepuh, semakin besar pula peluang melihat langsung kehidupan sang naga legendaris di habitat aslinya.

Jalurnya trek naik-turun. Titik tertinggi sepanjang trek dinamakan Bukit Sulphurea. Dari atas bukit, dapat terlihat hampir keseluruhan bagian pulau mulai dari garis pantai hingga pergunungannya yang misterius.

Para ranger bercerita, bayak wisatawan asing yang menumpahkan kemarahan karena kecewa dengan apa yang mereka lihat langsung. Eksepektasi mereka terlalu tinggi karena menjadikan tayangan soal komodo di berbagai program TV sebagai standarnya.

“Biasanya turis dari Prancis atau Rusia yang sering marah. Mereka kurang mengerti kalau sisi eksotis dan keganasan komodo ketika mencabik mangsa yang sering terlihat di TV hanya tejadi pada musim feeding. Tidak  terjadi setiap hari,” tutur salah seorang ranger.

Selain komodo, di Taman Nasional Komodo hidup pula berbagai satwa liar seperti rusa, sapi, ular, dan babi hutan. Jikapun gagal menemukan komodo sepanjang perjalanan, tak usah risau. Pengelola selalu memancing komodo dengan aroma darah untuk berkumpul di titik akhir trek.

Sedikitnya ada 5 komodo yang berkeliaran di ujung trek. Pengunjung bisa berfoto dengan kadal terbesar di dunia itu dari jarak dekat tetapi harus tetap berhati hati. Sensasi itulah yang hanya bisa didapat di sana. 

Meski tampak seperti diam tertidur untuk menjaga suhu tubuhnya, mereka tetaplah binatang buas yang dapat bergerak cepat secara tiba tiba. Begitulah komodo, diamnya adalah gerakannya. Sorot matanya adalah gertakannya. Caranya berjalan, air liur, lidah, dan ukuran tubuhnya adalah caranya menunjukkan keperkasaannya





Share on Social Media