News

Demi Cucunya , Nenek 50 Tahun ini Rela Menyusui

| Selasa 28 Feb 2017 10:02 WIB | 1865




MATAKEPRI.COM, Nigeria- Nenek bernama Aisha Modu ini hanya ingin cucunya, yang merupakan 'hartanya' satu-satunya bisa bertahan hidup. Untuk itu, ia tak segan menyusui sang cucu.

Diketahui, putri Aisha yang merupakan ibu si bayi meninggal beberapa bulan lalu, saat bayinya berusia 40 hari. Sementara, ayah si bayi diculik gerilyawan. Aisha menceritakan suatu malam ia dibangunkan tetangganya untuk melarikan diri dari para pemberontak.

"Saya melarikan diri dengan sekelompok orang dan salah satu orang dibantai di depan saya. Saya tidak punya makanan dan uang, ASI-lah satu-satunya hal yang bisa saya berikan untuk cucu saya yang kini berusia 3 bulan," kata Aisha yang diperkirakan berusia 50-an ini, dikutip dari Daily Mail.

Karena tak bisa otomatis menghasilkan ASI, berat badan si bayi sampai turun drastis menjadi sekitar 1,9 kg. Beruntung, Aisha dirujuk ke klinik Save The Children di bagian timur laut Nigeria.

Di sana, Aisha dibantu oleh seorang dokter bernama Isaac Bot. Dikatakan Bot, saat datang Aisha sangat cemas dengan kondisi cucunya. Ia juga terlihat bingung dan khawatir. Suasana yang emosional pun tercipta ketika Aisha mengatakan ia tak memiliki siapapun dan menangis agar bisa mendapat pertolongan.

"ASI-nya bisa keluar tapi tidak cukup. Untuk itu, kami memulai proses yang disebut Supplementary Suckling Technique di mana kami taruh tabung kecil ke mulut bayi di samping puting. Jadi, saat bayi menyusu, dia akan mendapat susu dan proses ini mengirim pesan ke otak Aisha untuk merangsang produksi susunya," kata Bot.

Menurut Save The Children, banyak perempuan di desa terpencil di Nigeria yang menyusui bayi perempuan lain karena banyaknya ibu yang meninggal. Bot menambahkan, sejatinya setiap wanita bisa menyusui bahkan jika ia tidak pernah hamil atau sudah tidak menyusui dalam waktu lama.

Apa yang dilakukan Aisha disebut pula sebagai induced lactation. Secara teknis, dr Asti Praborini SpA, IBCLC dari Kemang Medical Care (KMC) mengatakan ibu yang melakukan induced lactation akan diberi hormon dan laktogok secara bersamaan. Laktogok adalah obat penambah ASI.

Setelah itu pemberian hormon dihentikan, dan hanya laktogoknya saja yang berlanjut hingga ASI keluar. Setelah ASI keluar, bayi diberi alat suplementer atau supplementary nursing system. Sehingga bayi menyusu pada payudara ibu plus menggunakan alat tersebut.

"Cara yang lebih sederhana, selain pakai suplementer juga bisa menggunakan botol susu yang terhubung selang, tapi ibu bayi akan kerepotan karena harus memegang botol susu pada posisi lebih tinggi seperti ketika sedang diinfus dan lagi jatuhnya lebih mahal karena harus mengganti selangnya," sambung dr Asti.

Sedangkan bila menggunakan suplementer, ibu dapat dengan mudah menggantung alat itu di leher dan tak perlu mengganti-ganti selang seperti ketika memakai botol susu, karena suplementer cukup dicuci saja.

"Cara kerjanya pun sama karena bayi menyusu di payudara ibu tetapi juga pakai alat ini. Alat suplementer juga sudah ada di KMC, para ibu dirawat dulu untuk belajar menyusui sampai ia bisa memakai suplementer," imbuhnya.



Share on Social Media