Ingin Hidup Senang di Usia Senja, Baca Ini!

| Sabtu 11 Feb 2017 06:32 WIB | 2298



Ilustrasi


MATAKEPRI.COM - Berapa usiamu saat ini? Kalau berusia 20-an, mungkin sekarang kamu tengah fokus mengejar karier dan target pribadi seperti menikah, memiliki kendaraan, atau rumah. 

Namun, saat usia memasuki kepala tiga, atau kepala empat, kamu sudah harus memikirkan soal hari tua. Kerja keras cukup di waktu muda saja. Di usia senja, idealnya kamu tinggal menikmati hasil kerja keras.

Buat kamu yang ingin lebih bahagia dan bisa menikmati hari tua, ini tip yang harus dilakukan seperti dikutip dari CekAja.com.

Memasrahkan impian dan ambisi

Loh kok impian harus dipasrahkan? Simak dulu penjelasannya. Sebuah studi mengungkap bahwa manusia merasa paling bahagia saat berusia awal 20-an dan saat mereka tua. 

Lebih spesifiknya, usia 23 tahun dan 69 tahun, merupakan usia paling membahagiakan. Kebahagiaan ini, kemudian menurun sampai berusia 50 tahun.

“Fakta bahwa seseorang merasa lebih bahagia, saat berusia 80-an daripada di akhir 20-an cukup mengejutkan, sekaligus menggembirakan,” ujar Andrew J. Oswald, profesor psikologi dari Warwick Business School. 

Setelah usia 50 terlewati, kebahagiaan perlahan-lahan meningkat. Ini, karena banyak orang menganggap krisis hidup telah terlewati. Di usia tua, orang cenderung memasrahkan impian, dan ambisi yang belum tercapai, sehingga hati menjadi lega dan bahagia.

Mengapresiasi hal-hal kecil

Saran ini, terkesan normatif, tetapi rupanya terbukti secara ilmiah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Brown University, dan dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research mengungkap bahwa anak muda menetapkan standar tinggi dalam kebahagiaan. Misalnya traveling, jatuh cinta, atau punya banyak uang.

Saat tua justru pengalaman biasa yang terjadi sehari-hari-lah yang membuat bahagia. “Ini terjadi, karena saat kita berusia tua, kita cenderung berpikir waktu kita sudah tidak banyak, sehingga kita akan menghargai hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup,” kata Peter Caprariello, asisten profesor dari Stony Brook University.

Menghabiskan waktu bersama orang tersayang

Dalam buku Happy Money: The Science of Smarter Spending, Elizabeth Dunn dan Michael Norton, dua profesor dari Harvard Business School, mengungkap hal terbesar yang membuat seseorang bahagia.

“Hal itu adalah koneksi sosial,” kata Norton. 

Manusia membutuhkan orang lain untuk bersosialiasi. Jadi, meskipun kamu punya mobil besar dan rumah mewah, kamu tidak akan bahagia, karena kamu butuh orang lain untuk bahagia.

Kesepian adalah hal yang paling sering dialami oleh lansia. Di saat kamu tua nanti dan anak-anak sibuk dengan hidupnya masing-masing, bangun koneksi sosial dengan bergabung di komunitas sosial, menjadi relawan, atau mengikuti kursus sehingga bisa bertemu dengan orang baru.

Punya tabungan dan investasi untuk pensiun

Di usia yang semakin tua dan tidak lagi bekerja, kamu hidup dengan mengandalkan tabungan pensiun dan pemasukan pasif. Kamu belum boleh merasa aman, kalau baru menyisihkan 10 persen dari gaji kotor setiap bulan. 

Di tengah inflasi yang semakin tinggi dan kondisi perekonomian yang sulit ditebak, angka 15 persen adalah angka minimum yang harus kamu sisihkan. Tentunya, semakin muda menabung pensiun akan semakin baik pula. 

Misalnya, jika kamu menyisihkan Rp500 ribu per bulan sejak usia 25 tahun, jika imbal hasil investasi mencapai 20 persen per tahun, 25 tahun kemudian kamu memperoleh Rp4,3 miliar.

Punya aset sebagai pemasukan pasif

Punya kontrakan, atau kost bisa membuatmu memiliki pemasukan pasif di hari tua nanti. Jadi, jika tabungan dan hasil investasi disiapkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, aset bisa dialokasikan untuk berlibur, kursus, dan hal mengasyikkan lainnya.(*)



Share on Social Media