News

KPK Umumkan Emirsyah Satar Terlibat Suap. Begini Kisah Kesuksesan Mantan Dirut Garuda Itu

| Kamis 19 Jan 2017 19:29 WIB | 2457



Emirsyah Satar


MATAKEPRI.COM - Emirsyah Satar merupakan sosok yang tak asing lagi di dunia penerbangan, lewat kiprahnya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia selama periode 2005-2014.

Sebagai dirut, Emir bisa dibilang berhasil mengembalikan kinerja Garuda yang tengah mengalami kesulitan bisnis. 

Saat mulai menjabat sebagai Dirut, Garuda berada dalam kondisi yang "berdarah-darah". 

Sisa dari krisis moneter tahun 1998 berdampak terhadap kinerja keuangan maskapai ini, sehingga Garuda membukukan utang yang cukup besar.

Adapun nilai utang saat Emir mengawali sebagai dirut mencapai sekitar 740 juta dollar AS atau sekitar Rp 8 triliun.

Utang-utang tersebut di antaranya kepada PT Bank Mandiri Tbk sebesar 100 juta dollar AS berupa obligasi konversi. 

Kemudian kepada European Export Credit Agency yang mencapai 400 juta dollar AS, dan sisanya 130 juta dollar AS dalam bentuk promisionary notes.

Di luar itu, Garuda juga memiliki kewajiban kepada BUMN lain, yakni PT Angkasa Pura I, dan PT Angkasa Pura II.

Mengatasi utang yang menggunung, Emir melakukan proses restrukturisasi, yakni dengan memperpanjang tenor utang. Proses yang berlangsung selama bertahun-tahun ini selesai pada tahun 2010. 

Usai restruktukturisasi utang, Emir memilih untuk mengembangkan armada. Pada pertengahan 2010 saat perhelatan Farnborough International Airshow, maskapai ini mengumumkan pembelian enam pesawat A330-200.

Keenam pesawat baru tersebut akan melengkapi armada pesawat GA yaitu 4 (empat) pesawat leasing jenis A330-200 yang baru saja diterima GA dan 6 pesawat jenis A330-300 yang telah dimiliki GA.

Pesawat A330-200 yang dipesan tersebut didukung mesin Trent 700 buatan Roll Royce , dirancang untuk dua kelas  yang mampu mendukung operasi  penerbangan Garuda di wilayah Asia Pasifik dan juga ke Timur Tengah serta Eropa.

Memasuki tahun 2011, Emir membawa maskapai menjadi perusahaan publik, dengan melepas sahamnya ke bursa.

IPO Garuda bukannya tanpa masalah. Saat itu harga saham yang dipatok dianggap terlalu mahal, sehingga tidak terserap oleh investor. Akibatnya, penjamin emisi harus menyerap sendiri saham-saham yang tidak laku tersebut.

Selama memimpin Garuda, Emir memang banyak melakukan terobosan dan inovasi. Di antara terobosan itu adalah melakukan rebranding Garuda, yakni dengan mengganti logo, serta livery di badan pesawat pada 2009.

Berbagai keberhasilan yang dilakukan untuk menyelamatkan Garuda serta pengembangan bisnisnya berbuah pada banyaknya penghargaan yang diraih oleh Emir. Penghargaan diperoleh mulai dari institusi lokal hingga internasional.

Terlepas dari keberhasilan yang ditorehkan memperbaiki Garuda, Emir juga kerap menghadapi tudingan miring dari internal, yaitu para karyawan yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda.

Hingga dia mundur dari jabatannya pada 8 Desember 2014, tudingan-tudingan itu tidak terbukti.

Akan tetapi, pada hari ini, Kamis (19/1/2017), Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan bahwa Emirsyah Satar tersandung kasus suap yang dilakukan oleh pabrikan mesin pesawat asal Inggris, Rolls Royce.(*)



Share on Social Media