Batam
| Selasa 27 Dec 2016 19:01 WIB | 2215
President Director PT Adhya Tirta Batam (ATB), Ir Benny Andrianto memberikan buku 21 Tahun ATB kepada kepada rombongan d
MATAKEPRI.COM, Batam - Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan baik dari intitusi
pemerintahan maupun swasta dalam menggali informasi, terkait manajemen
air bersih yang baik.
Seperti pola menekan angka kebocoran, penerapan sistem informasi yang
sudah terintegrasi dengan baik hingga pelayanan kepada pelanggan.
Satu diantaranya mengunjungi PT Adhya Tirta Batam (ATB)Â yang dianggap telah sukses dan berhasil melakukan itu semua.
Selama kunjungan tersebut, banyak diantaranya menanyakan bagaimana cara
ATB dalam mengurangi tingkat kebocoran, sambung baru pelanggan,
penerapan teknologi SCADA yang terintegrasi dengan GIS sebagai teknologi
dalam memonitoring, mengontrol maupun otomasi peralatan
operasional baik untuk pengelolaan maupun distribusi air ke pelanggan
hingga mengelola air baku yang terbatas.
"Apa yang sudah dilakukan oleh ATB hingga saat ini sebuah perjalanan
luar biasa dan saya apresiasi. Oleh karena itu, saya membawa rombongan
ke ATB sebagai tempat untuk menggali ilmu dan rujukan. Sehingga nantinya
bisa diterapkan di Bali. Apalagi sumber air
di Bali cukup melimpah namun tidak terkelola dengan baik jadi banyak air
yang hilang percuma," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Cokorda
Ngurah Pemayun saat mengunjungi ATB pada Oktober 2016 silam. Â
Cokorda juga mengatakan pihaknya cukup beruntung dan tepat datang ke ATB
Batam, guna mendapatkan masukan dan belajar bagaimana mengelola air
yang cukup melimpah dengan banyaknya sumber air di Bali.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur PDAM Tirta Nauli Sibolga,
Marojahan Panjaitan, SE yang pada awal Desember 2016 mengunjungi ATB.
Menurutnya, pihaknya sengaja datang ke ATB yang sudah dikenal sebagai
"tukang ledeng" terbaik di seluruh Indonesia guna
mendapatkan informasi dan ilmu terkait manajemen air bersih.
"Banyak hal yang bisa kita lihat di ATB yang dapat kami ambil ilmunya
untuk diterapkan di daerah sendiri. Mengingat saat ini jumlah pelanggan
di Sibolga masih sangat jauh dengan Kota Batam yang sudah ratusan ribu
pelanggan. Padahal Batam hanya mengandalkan
air baku dari hujan saja," terang Marojahan.
Menanggapi hal tersebut, Manager Corporate Communication ATB Enriqo
Moreno mengapresiasikan apa yang dilakukan oleh perusahan air bersih
tersebut yang melakukan kunjungan kerja ke ATB.
Namun demikian, apa yang sudah dilakukan oleh ATB tersebut semata-mata
guna memberikan yang terbaik bagi pelanggannya. Mengingat sumber air di
Batam masih mengandalkan air baku yang bersumber dari hujan yang
ditampung di waduk.
"Keberhasilan kami, sebenarnya adalah sebuah 'kreatifitas' yang kami
lakukan dalam kondisi minim air baku. Meski demikian, hal ini menjadi
pemicu untuk kami dalam melakukan yang terbaik," terang Enriqo.
Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2016 ATB telah mendapatkan
kunjungan dari 26 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), lembaga
pendidikan, Universitas, Pemerintah Daerah hingga anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari seluruh Indonesia.
Diantaranya Pemerintah Provinsi Bali, PDAM Way Rilau, PDAM Sibolga, PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor, PDAM Solo, PDAM Padang, PDAM Boyolali, hingga
PDAM Banjar Banjarmasin.
Selain itu, ada juga rombongan dari DPD PERPAMSI Jawa Timur dan CEO
Danish Water Technology House (DWTH) Denmark, Omar Christian Thomsen.
(Corporate Communication ATB)