Batam

Masih Ada Kewajiban Dokter RSUD Yang Masih Belum Di Bayar

Juliadi | Jumat 20 Apr 2018 15:37 WIB | 4387

DPRD


Ir. Ricky Indrakari, anggota DPRD Kota Batam


MATAKEPRI.COM, Batam - "Saya tadi meminta juga ada neraca keuangan 2017, kemudian juga minta database SDM di RSUD. Ada 400-an pegawai RSUD baik Itu honor, berdasarkan posisi nanti kita akan rekomendasikan kepada Badan Kepegawaian Daerah untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan analisa jabatan dan evaluasi kompetensi, "ujar Ir. Ricky Indrakari, Jumat (20/4/2018).

Ir. Ricky Indrakari, mengatakan kepada pegawai yang bukan di bidangnya, di berikan pelatihan sesuai jabatan, jika akreditasi RSUD turun ke C, jika mau menaikkan lagi ke B. butuh suntikan biaya yang besar yang kita membiarkan waktu menyelesaikan masalah yaitu.

"Kompetensi yang belum memenuhi, iya diberikan pelatihan-pelatihan diri jangan lagi anggaran pelayanan itu dipangkas, persoalan keuangan belum selesai keuangan manajemen sumber daya manusia belum selesai, misalnya Alkes juga masih belum bisa melayani karena banyak beberapa kan masih ada. Sudah diperbaiki ada juga sebagai manusia sehingga membuat Ternyata kita tidak memenuhi standar rumah sakit tipe B yang sekarang Kalau turun menjadi akreditasi C, kan repot jika ingin menaikkan Ke B lagi maka perlu biaya yang harus besar, "kata Ir. Ricky Indrakari.

Pelayanan RSUD tidak selesai, jadi orang trauma untuk berobat di RSUD Sebagian besar tidak ada Obat atau Obat harus menebus keluarkan. Rata - rata pasien RSUD adalah pasien BPJS, sudah 1 tahun lebih terjadi.

Sementara masih ada tunggakan kewajiban untuk membayar insentif khusus dokter, yang harus di bayarkan. 

"Harus selesaikan dulu utang internal, itu kewajiban hak orang yang harus diperhatikan adalah kemudian jadi ada sisa 22 miliar 876 kan ada selisih 50. 

Padahal kan masih ada dokter yang belum dibayar di situ masih ada tenaga honor yang ditinggalkan, kalau security itu kan cuma dua bulan, ini ada tenaga honorer yang tidak dibayar, "ungkap Ir. Ricky Indrakari. 

"Saya tidak mau lagi dengan dashboard yang manual, kita minta ada kios layanan online jadi setiap orang yang datang ke sana dia bisa buka sendiri. Statusnya itu dokter yang menjaga, jadi setiap orang bisa memonitor Mana dokter yang mangkir dan sebagainya yang di Sebaliknya juga fungsi pelayanan kamar inap yang tersedia dan sebagainya ini yaitu menjadi sesuatu itu kan namanya kelainan online. Jadi ini bukan cerita baru ini sudah Kita anggarkan sejak 2013 dan sudah dibiayai ampir satu miliar tapi sistemnya enggak jalan, "jelas Ir. Ricky Indrakari. 

Ir. Ricky Indrakari, juga menuturkan bahwa RSUD jika obat habis maka pihak rumah sakit harus mencarikan obat tersebut dengan menggunakan dana BLUD, nanti baru di ambil dari APBD. Jangan menunggu APBD keluar. (Juliadi) 



Share on Social Media