News, Politik

Janin Gugur, Hong Kong Bangun Taman Kolumbarium

| Sabtu 13 Apr 2019 17:04 WIB | 2990



(Istimewa)


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Pada tanggal 10 April pemerintah Hong Kong dilaporkan telah mengizinkan pembangunan taman kolumbarium atau penyimpanan abu jenazah bagi janin-janin yang gugur sebelum memasuki usia 24 minggu.

Fasilitas umum tersebut diberi nama Garden of Forever Love. Terletak di Fan Ling di kawasan New Territories East, fasilitas yang baru diresmikan ini dipenuhi berbagai bunga dan kartu ucapan selamat.

Di dalamnya juga terdapat batu-batu nisan dan ruang untuk penyimpanan abu jenazah untuk 300 guci abu. Mereka juga menawarkan upacara pemakaman gratis.

Sebelumnya hanya ada dua fasilitas yang sama di Hong Kong, namun keduanya bersifat pribadi: satu diperuntukkan bagi umat Katolik dan yang lainnya untuk etnis China yang menetap di Hong Kong.

Tidak lagi digolongkan sebagai `limbah klinis`

Departemen setempat yang menangani soal pangan dan kebersihan lingkungan mengatakan, bahwa fasilitas itu didirikan karena: "kami sepenuhnya memahami kekhawatiran dan kecemasan para orang tua yang mungkin menghadapi kesulitan dalam mengatur penguburan atau kremasi yang layak" atas janin-janin mereka yang mengalami keguguran atau tindakan aborsi.

Image result for GARDEN OF FOREVER LOVE

Surat kabar South China Morning Post (SCMP) menyebutkan bahwa proses pemakaman janin-janin mengalami kendala, karena usia janin di bawah 24 minggu tidak memenuhi persyaratan sertifikat kematian atau izin kremasi.

RTHK melaporkan bahwa janin-janin itu sebelumnya digolongkan sebagai limbah klinis dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Sekretaris Kesehatan Sophia Chan mengatakan kepada media tersebut, warga bisa mulai memesan tempat mulai Jumat (12/4). Selanjutnya dia memperkirakan akan ada fasilitas serupa di sejumlah wilayah di Hong Kong.

"Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan memiliki rencana untuk lebih meningkatkan jenis fasilitas ini di kolumbarium-kolumbarium lainnya," katanya kepada RTHK .

Tahun lalu, Hong Kong College of Family Physicians mengatakan kepada media SCMP bahwa hampir setengah dari semua kehamilan di Hong Kong berakhir dengan keguguran.

"Kecenderungan menunda pernikahan, gaya hidup yang penuh tekanan dan polusi lingkungan hanya akan memperburuk masalah," lapor media South China Morning Post . (**)

Sumber : viva



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait